Selingan untuk Anda

Thursday 18 September 2014

Petak Umpet Petang


Karya : Reza 'Gorila' Kurniawan

"Hompimpa alaihum gambreng"
Ucap kumpulan anak-anakdi lapangan luas sebuah kampung terpencil di pulau jawa.

Suasana dingin sore hari yang mendung tidak menghalangi keseruan permainan petak umpet mereka.

"Yuni jaga, Yuni jaga..." Ujar anak-anak yang lain saat seorang anak perempuan berbando merah kalah hompipah.

Dengan berat hati, akhirnya Yuni pergi ke sebuah pohon tua besar yang konon kabarnya adalah tempat di mana setan suka berkumpul

Gadis cantik berpipi tirus tersebut melipat tangannya di pohon tersebut dan mulai menghitung...



"1, 2, ,3, 4...."

Sswwuuusshhh!!
Angin kencang bertiup menggelitik tengkuk Yuni hingga membuatnya merinding.

Teringat cerita orang tuanya mengenai keangkeran pohon tersebut. Orang tuanya memperingatinya agar hati-hati dan jangan bermain disitu saat sore menjelang. Karena dulu sewaktu mereka kecil, ada anak yang bermain disitu sore hari dan esoknya diketemukan telah mati dengan bekas cekikan dileher.

Yuni mulai ketakutan tetapi rasa takut diejek teman-temannya sebagai penakut lebih besar sehingga terpaksa ia meneruskan lagi hitungannya.

"5, 6..."

"Yuni..." ucap suara yang terdengar sangat dekat di telinganya.

Ketakutan makin menggelayuti hatinya. Tapi ia telah bertekad untuk menyelesaikan hitungannya apapun yang terjadi.

"7..."

"Yuni.." suara itu semakin menjauh.

"8..."

"Yuni." lamat-lamat terdengar dari jauh.

"9..."

"Yuni..." Kali ini panggilan menyeramkan itu diiringi sebuah sentuhan di pundak kecilnya.

"10..." Kata Yuni, mengakhiri hitungannya dengan suara bergetar.

Tak ada panggilan lagi, hanya sebuah gerakan mengguncang tubuhnya yang sudah terasa kebas.

"Glek!" gadis kecil itu menelan ludah dengan berat.

Merasakan guncangan yang ia terima semakin kencang, Yuni memberanikan diri untuk membalikan badan.

Srat!

Pelupuk matanya digenangi air mata begitu mengetahui kalau ternyata ibunya lah yang sejak tadi ada di belakangnya.
Gadis kecil itu langsung melompat memeluk wanita yang mengenakan daster bunga-bunga tersebut dan menangis sesenggukan di sana.

"Kamu kenapa nak?" tanya si ibu.
"Yuni takut bu." Jawab Yuni sambil menahan tangis.
"Kan ibu sudah bilang, jangan main disini sore-sore. Kamu bandel sih. Sudah, sekarang kita pulang."

Yuni mengangguk, mengiyakan ajakan ibundanya.

Gadis berbando merah tersebut kemudian berjalan sambil dituntun oleh ibunya.

Tetapi belum jauh melangkah, timbul perasaan aneh dibenaknya, karena mereka berjalan masuk ke dalam hutan, dan bukan ke desa yang ada di arah berlawanan.

"Bu kok kita kesini?" tanya Yuni, mendongak menatap ibunya.

Wanita paruh baya itu hanya diam.

Yuni semakin khawatir karena di balik temaramnya cahaya sore hari, ia melihat wajah pucat pasi ibunya itu.

"Ibu kenapa? Ibu sakit ya? Kok wajahnya pucat begitu?"

Tetap tak ada jawaban.

"Bu... Ibu kenapa? Jawab Yun..."

"Yuni!!!" jauh terdengar suara teriakan dari orang banyak di belakang mereka hingga membuat Yuni urung meneruskan kata-katanya.

Yuni memendekan langkahnya dan coba menajamkan pendengaran untuk menangangkap suara-suara itu.

"Yuni... Dimana kamu nak!?" panggil suara seorang wanita yang sangat familiar.

Suara ibunya.

Yuni menoleh kebelakang dengan sejuta tanya.
'Jika suara tadi adalah suara ibunya, lalu siapa orang yang menuntunnya ini?'

Gadis itu memicingkan matanya untuk menajamkan penglihatan, memastikan siapa orang yang tengah berjalan disampingnya.

"Siapa kamu!" ujar Yuni dengan suara parau.

Wanita itu menoleh lalu tersenyum.

Sebuah senyum lebar hingga mulutnya terbelah sampai ke ujung telinga.

Grep!!

Tangan wanita itu bergerak cepat mencekik leher Yuni hingga dia tidak bisa mengeluarkan suara untuk berteriak...

Ssyyuuhh...

Sosok keduanya hilang bagai ditelan angin.
Sesaat sebelum warga beserta kedua orang tua gadis mungil itu sampai di tengah hutan tempatnya menghilang.

BdL, 07-08-14



Next Story :
Rencana

3 comments:

  1. aturan kalo cerita horror pic nya serem. ini malah lebih ke romance :@
    cw_cuantiks

    ReplyDelete
  2. Hehehehe...
    Saya anti mainstream, lagian kalo udah gambar seram duluan, yang penakut gak bakal mau baca...
    @gorila_ganteng :-D

    ReplyDelete

Harap Berikan Komennya Walau Hanya Satu Kata