Selingan untuk Anda

Monday 28 September 2015

Halangan Untuk Mengenal Allah


Oleh : H. Abu Ahmad, M.Pd
Dari : Buletin Annaafi' (Edisi 48 Tahun VII/11Sya'ban 1436 H/29 Mei 2015 M)

Dengan editing seperlunya oleh Gorila

"Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati, dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik (QS. Al-Furqon: 63)

Pernakah kita bertanya, kenapa umat terdahulu lebih cepat dekat dengan Allah. Padahal kita sama dengan mereka?

Buku yang membahas mengenai psikologi menyatakan; salah satu jalan menyikapi apa yang tersembunyi, adalah dengan berusaha memahami peristiwa komunikasi melalui analisa keadaan internal, suasana batiniyah induvidu.

Komunikasi yang efektif menghasilkan kesenangan, mempengaruhi sikap, prilaku, dan tindakan, serta menumbuhkan hubungan sosial yang baik.

Itu dalam hubungan antar manusia. Terlebih lagi jika komunikasi yang efektif itu dilakukan kepada Allah. Tentu akan menghasilkan kecintaan dari dan kepada Allah. Yang merupakan tujuan berma'rifat.

Tetapi ma'rifat (mengenal) Allah sangatlah sulit, kecuali seseorang telah ditunjuk oleh Allah secara langsung karena kehendak-Nya. Akan tetapi Allah sesungguhnya telah memberikan kesempatan besar kepada manusia untuk mengenal-Nya.

Hal itu dikarenakan Allah telah memberikan kelebihan pada manusia, berupa akal pikiran dan hati untuk mentadaburi dan memikirkan semua tanda-tanda kekuasaan Allah. Agar dapat mengenal-Nya.

sebagaimana Firman Allah yang diturunkan pertama kali kepada Nabi Muhammad Saw : "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Mencipta." (QS. Al-'Alaq : 1)

Perintah itu bukan hanya untuk satu golongan manusia saja, namun kepada seluruh manusia. Sebab setiap insan pasti tahu dan merasakan, kalau dia ada karena ada yang mengadakan.

Allah menciptakan hati, akal, dan lima panca indra serta semua kelengkapan yang lain, sebagai modal untuk mengenal-Nya. Karena syarat beragama adalah berhati (sandaran iman) dan berakal (sandaran Islam). Untuk membedakan mana yang benar dan salah.

Selain dari itu, Ada sifat buruk manusia yang dapat menjadi penghalang dari ma'rifat kepada Allah. Di antaranya :

1. Sifat yang berasal dari Syahwat :

A. Fasiq : "... Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik." (Q.S. Al-Baqarah : 26)

B. Sombong : "... Maka orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, hati mereka mengingkari (keesaan Allah), sedangkan mereka sendiri adalah orang-orang yang sombong." (Q.S. An-Nahl : 22)

C. Zalim/Aniaya : "Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah, sedangkan dia diajak pada agama Islam? Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (Q.S. Ash-Shaff : 7)

D. Dusta : "Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta." (Q.S. Al-Qaqarah : 10)

E. Banyak Dosa : "Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka." (Q.S. Al-Muthaffiin : 14)

Murka Allah yang akan turun jika sifat, berbuah prilaku di atas, dijalankan oleh insan manusia. Hanya dengan kesungguhan (Mujahadatun) untuk melawan dan meninggalkannyalah, penyakit Syahwat itu bisa terobati.

"Dan orang-orang yang berjuang di jalan Kami niscaya akan Kami tunjukan jalan Kami, dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang baik." (Q.S. Al-Ankabut : 69)

2. Sifat yang berasal dari penyakit Subhat :

A. Jahil/Tidak Berilmu : "Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu; Jika kamu mempersukutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi." (Q.S. Az-Zumar : 65)

B. Ragu-ragu : "Dan senantiasalah orang-orang kafir itu berada dalam keragu-raguan terhadap Al-Qur'an. Hingga datang kepada mereka saat (kematiannya) dengan tiba-tiba atau datang kepada mereka azab hari kiamat." (Q.S. Al-Hajj : 55)

C. Menyimpang : "(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka, kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka. Seaungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik." (Q.S. Al-Maidah : 13)

D. Lalai : "Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi Neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah), dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (Q.S. Al-A'raaf : 179)

Pelaku sifat-sifat tersebut akan masuk ke jurang kesesatan, dan hanya bisa disembuhkan menggunakan ilmu yang baik. Ilmu bermanfaat yang melapangkan dada, juga membuka hijabah qolbu (hati).

Akhir kata. Manusia sejatinya hanyalah makhluk lemah di hadapan sang Maha. Alangkah bagusnya jika kita sebisa mungkin selalu berusaha menghindar juga menjauhi penyakit Syahwat dan Subhat. Dengan disertai doa, agar selalu didekatkan kepada-Nya.

Allahuma Aamiin...


No comments:

Post a Comment

Harap Berikan Komennya Walau Hanya Satu Kata