Selingan untuk Anda

Tuesday 8 September 2015

Silaturahmi Sahabat

Oleh : Gorila

Satu minggu setelah Idul Fitri usai, Roni, si pemuda berbadan kekar dan tambun pergi mengunjungi rumah sahabatnya dengan berpakaian kemeja santai yang belum lama ini dibeli, dan celana baggy khas pendaki gunung.

"Assalamualaikum!" salam Roni di teras depan rumah sambil mengetuk pintu beberapa kali.


"Eh, elu, Ron. Ayo masuk." Pria yang bertubuh sama tambunnya dengan Roni tersebut bersalaman sambil menariknya masuk ke dalam rumah.

"Abis lebaran kayaknya makin gemuk aja lu, Ben." Roni menjatuhkan dirinya di atas sofa ruang tamu setelah dipersilakan duduk oleh Benny.

"Maklum lah, efek silaturahmi ... Ke sana sini makan terus," timpal Benny yang dibarengi tawa ringan. "Kabar elu sendiri gimana? Keliatannya makin item aja lu kayak batu bara."

Roni merutuk dalam hati. Sempat pula terlintas dipikirannya untuk melempar Benny dengan toples yang ada di meja, tetapi urung karena kasihan kuenya nanti terbuang percuma.

"Hahaha ... yaelah, gitu aja tersinggung. Dah, elu makan tuh kuenya," kata Benny, sambil membuka tutup toples. "Mama ... tolong bikinin minuman untuk Roni!"

"Minuman apa, Pa?" Sahut seorang wanita dari dalam dapur.

"Elu mau minum apa, Ron?" tanya Benny.

"Air es aja."

"Serius air es aja?"

"Serius. Tapi kalo bisa sih ditambahin sirup jeruk atau anggur ke dalamnya."

Sompret! Umpat Benny dalam hati.

"Ma, es sirup satu!" Pria tambun tersebut menenggelamkan badannya ke sandaran kursi. "Elu kemarin ke mana pas lebaran? Gua ke rumah elu kagak ada."

Dengan sigap tangan Roni bergerak mencomoti kue yang ada di dalam toples, seakan tidak memperdulikan pertanyaan Benny. Setelah habis kue di dalam mulutnya, Roni kemudian berkata, "Gua habis jalan-jalan ke luar negeri."

Alis Benny terangkat dengan mata mendelik mendengar jawaban temannya tersebut. "Serius? Kirain gua elu sengaja kabur biar enggak dimintain THR sama Rasya."

Roni terbatuk hingga remahan kue kering di mulutnya meloncat keluar karena tebakan Benny ternyata tepat. "Ya enggak begitulah, Vroh."

"Terus elu keluar negerinya ke mana? Pasti ke Jepang ya? Elu kan demen banget tuh nonton anime."

"Jadi gembel gua kalo ke sana."

"Terus elu ke mana dong?"

"Ke Timor Leste."

Madafaka! Kalo enggak inget daging elu itu alot, udah gua sate dari tadi! Benny merutuk dalam hati.

Waktu lambat bergulir bagi Benny saat melihat Roni yang tanpa kata dan rasa sungkan terus saja menjamah satu persatu kue di dalam toples.

"Ma! Kok minumnya lama banget!?" teriak Benny dengan nada tidak sabar.

"Sebentar, Pa. Mama lagi nyari gelas ukuran 10 liter. Si Roni kan minumnya banyak, jadi biar sekalian aja," Sahut istri Benny.

"Udah, santai aja, Vroh. Gua juga enggak buru-buru kok, lagian kue di sini enak-enak," ucap Roni, tanpa menghentikan aksinya.

"He'eh ...," gumam Benny, dengan ujung mata yang melirik sinis tamu durjananya tersebut.

"Oh iya ...." Roni merogoh saku celana Baggynya.

Benny tersenyum simpul karena berharap Roni akan mengeluarkan amplop berisi uang THR untuk anaknya, Rasya. Tapi senyum itu seketika menghilang dan menyisakan kerut kebingungan di dahi saat melihat katung plastik bening keluar dari saku sahabatnya tersebut.

Tidak perlu waktu lama sampai dia mengetahui apa maksud dan tujuan Roni mengeluarkan kantung plastik tersebut. Tangan kekar pria bertubuh hitam itu bergerak gesit dengan kecepatan kilat menjamah tiap jenis kue yang ada untuk dimasukan ke dalam kantung plastik yang dia bawa.

"Enggak apa-apa kan nih gua ambilin kuenya? Lagi bokek soalnya."

"Enggak apa-apa kok, Ron," jawab Benny. Tersenyum lebar. "Ma! Di laci dapur samping kompor masih ada racun tikus. Sekalian tambahin ke minumannya Roni ya!"

Tangan Roni tergantung di atas toples, tidak melanjutkan niatnya untuk mengisi kantung plastik dengan kue, seketika terdiam saat mendengar perkataan Benny.

"Nnnngggg ... Gua baru inget kalo ada janji sama Dion. Gua balik dulu ya, Ben. Assalamualaikum ...." Roni berdiri dan bergegas keluar rumah lalu berlari dengan kecepatan yang melebihi kecepatan The Flash sambil menenteng sendalnya.

"Yah, Ron. Buru-buru amat. Minuman elu belum jadi tuh." Terkekeh keras Benny melihat tingkah Roni.

"Kok ketawa begitu, Pa? Si Roni mana?" tanya Wanita berdaster hijau dengan segelas besar sirup ditangan.

Benny mengambil gelas tersebut dari tangan istrinya. "Hahaha ... lagi ada janji sama Dion katanya." Selesai berkata, Benny mulai menenggak sirup jeruk di dalam gelas.

"Jangan, Pa!!! Itu kan buat Roni. Udah mama kasih racun tikus tadi."

Akhir cerita, Benny dibawa ke rumah sakit dan berhasil diselamatkan walau dalam perjalanan sempat salah masuk ke mantri sunat.

Hikmah : muliakanlah tamumu walau sifatnya seperti Roni... Semoga bermanfaat...


No comments:

Post a Comment

Harap Berikan Komennya Walau Hanya Satu Kata