Selingan untuk Anda

Tuesday 25 August 2015

Cerita Malam

Oleh : Gorila

Di emperan toko atas trotoar, Beni yang baru saja kembali dari warung perempatan jalan, duduk di samping Roni lalu menghidupkan rokok yang dibelinya.

Kedua pria itu diam menikmati malam, mengamati mobil yang tidak sepi berlalu-lalang, membelah jalan raya ibu kota.

"Vret, sadar gak kalau elu sebenarnya udah buang-buang duit dan menyia-nyiakan umur karena menghisap rokok?" Roni merangkul pundak Beni.


"Jah ... yang lagi mau tobat jadi sepur." Pria bertubuh gempal itu melanjutkan hisapan rokoknya selesai berbicara.

"Bukan itu masalahnya, Vret. Gua sebagai sohib yang baik, peduli dengan kesehatan elu." Tiga kali tepukan Roni membuat Beni melihat temannya tersebut sambil merengut.

"Gaya elu, Vroh. Baru juga tiga hari berhenti ngerokok, udah sok jadi motivator anti rokok." Beni menepis tangan Roni dari pundaknya.

"Yeh ... Kalau dibilangin batu banget lu," kata Roni.

"Bagus lah, apalagi kalo batu akik, mahal dijualnya." Beni terkekeh dengan asap rokok mengepul dari mulut dan lobang hidungnya.

Roni mencibir, lalu mengambil kotak rokok yang ditaruh di antara mereka berdua. Empat batang rokok dia keluarkan dan diangkat hingga sejajar dengan mata.

"Gini ya, empat batang rokok yang elu beli dan ngerusak badan elu ini, kalau dibeliin roti sama prutang dua biji, masih sisa seceng. Bisa elu tabung atau sedekahin biar kagak kelamaan di neraka," ucap Roni. Menimang rokok di ujung jarinya.

"Kamvret, enggak enak banget ocehan elu. Elu aja sana yang ke neraka, gua mah ogah. Ngobrol sama elu itu kagak jauh-jauh dari kata laper sama makanan." Beni menepuk perut tambun Roni.

"Ya terserah elu deh mau dengerin gua apa kagak." Roni memasukan empat batang rokok di tangannya ke saku kemeja Beni, sekaligus mengambil korek api yang berada di sana.

Beni yang merasa janggal dengan tingkah Roni, terus memperhatikan gerak-gerik temannya tersebut. Mulai dari mengambil lagi bungkus rokok, sampai dengan santainya mengantongi kotak bergambar mengerikan itu setelah mengeluarkan isinya sebatang.

"Jadi, Vret, elu berhentilah ngerokok. Enggak baik bagi kesehatan dan kantong elu." Roni menyelipkan rokok di sela bibir dan mulai menghidupkannya.

Beni menatap Roni dengan alis bertaut. Berdiri tanpa melepaskan pandangan dari temannya tersebut.

"Benar kayaknya kata elu, Vroh. Rokok itu berbahaya." Beni dan Roni saling melemparkan pandangan mesra. "Bentar ya, Vroh. elu tunggu di sini dulu, jangan ke mana-mana."

"Mau ke mana lu, Vret?" Roni menghembuskan panjang asap rokok di dalam mulutnya.

"Bentar, gua mau nyari golok buat nyincang elu!" geram, Beni. Beranjak pergi.

BdL, 16/03/15





No comments:

Post a Comment

Harap Berikan Komennya Walau Hanya Satu Kata